Senin, 26 September 2016

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital

Nama saya Steven Abraham, saat ini seorang mahasiswa jurusan teknik mesin di Universitas Gadjah Mada. Saya lahir dan besar di Bandung, tetapi kemudian masa kuliahlah yang akhirnya membawa saya untuk 'merantau' ke Yogyakarta.

Merantau telah mengajarkan banyak hal kepada saya, terutama tentang kemandirian. Saya juga mulai belajar bagaimana caranya untuk mencari uang jajan sendiri. Cara yang saya pakai adalah dengan menjadi pengajar privat ke rumah siswa. Tetapi bagi saya, hal ini tidaklah cukup.

Sudah sejak lama saya ingin belajar berbisnis, tetapi tidak tahu dari mana. Saya merindukan membangun sebuah perusahaan. Saya bercita - cita ingin menjadi seorang enterpreneur muda. Dan akhirnya saya tahu, cita - cita belaka tidaklah cukup.

Suatu hari saya mendapat sebuah kabar tentang gerakan 1000 startup digital dari seorang dosen saya, yang men-share info tersebut di grup facebook. Pada awal saya melihatnya, saya langsung tertarik. Ada beberapa alasan saya tertarik mengikuti gerakan 1000 startup Indonesia.

Pertama, saya ingin mempelajari bagaimana cara membuat startup dan apa saja hal - hal yang harus dipersiapkan, baik sebagai individu maupun sebagai sebuah tim. Apa saja kriteria startup yang baik dan bagaimana startup tersebut dapat berjalan ke depannya.

Kedua, saya ingin memanfaatkan momentum ini untuk dapat memanfaatkan dunia digital dengan seluas - luasnya. Bahwa dunia digital adalah dunia yang baru dan berpotensi untuk menciptakan inovasi - inovasi baru ke depannya. Saya melihat bahwa dunia digital adalah peluang yang sangat menjanjikan.

Ketiga, saya sejak lama ingin berbisnis, tetapi tidak mengetahui harus mulai dari mana. Hal tersebutlah yang mendorong saya untuk mengikuti kegerakan 1000 statrtup ini.

Terakhir, saya ingin ikut bergerak sebagai agen perubahan di dunia digital. Sejujurnya, saat ini saya belum memiliki gambaran jelas tentang hal ini. Saya pun mencoba mencari ide-ide startup tetapi sampai saat ini belum ada ide yang brilian. Saya juga tidak memiliki banyak pengalaman di bidang programming ataupun web design. Tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat saya untuk terus belajar mengenai hal - hal yang baru ini.

Setelah mengikuti acara Ignition 2, yang merupakan acara pertama bagi saya, saya mendapat banyak pengetahuan baru. Saya belajar bahwa sebuah startup tidak dibangun dengan mudah. Banyak dan banyak masalah dan juga kegagalan yang akan dihadapi. Loyalitas tim juga akan dipertanyakan ketika menghadapi masalah tersebut. Dan seorang enterpreneur harus belajar bagaimana membuat keputusan yang baik.

Jujur, saya kagum dengan semangat para panelis yang dihadirkan. Mereka tampak begitu gigih mempertahankan apa yang mereka sudah mulai. Walaupun banyak masalah seperti ditinggal co-founder, dan lain - lain, tetapi hal tersebut tidak mematahkan semangat mereka. Mereka berani memutuskan untuk tidak melihat ke belakang dan tetap fokus pada visi mula-mula.

Dan oleh karena semangat mereka lah, yang menginspirasi saya untuk terus mengikuti rangkaian Gerakan Nasional 1000 Startup Digital. Saya berharap dapat mengikuti rangkaian acara selanjutnya dan terus belajar hingga saya mendapatkan bagian dalam gerakan 1000 startup ini!

Sabtu, 11 Juni 2016

What's on My Mind - Part1

What do you want to do when you’re given a chance to turn back the time? Well, me, I want to tell the recently-graduated-from-highschool me to believe in yourself (which is myself) and to enjoy life. Why do I think those message is important for me? I’ll tell you why.

If you ever know me in real life, you can see that I am not so sociable. Yes, sometimes I enjoy the time talking with people, especially when we both have common interest. But I can’t stand talking with people for a long time. And why is that? Because I don’t have such curiousity as many people have. If there is no topics and the conversation went dry, I stopped it rightaway. That’s why I am more like a direct people rather than indirect, I mean if there’s nothing to talk about, I’ll just smile, greet, and walk away. At least I still show politeness to them and I value politeness more.

Moreover, I don’t usually hanging around with friends. Well, as if there are friends with me now, lol kidding. I have friends, but there is no one that I can nominate as “bestfriend” here in college. Maybe because I came from West Java and here I don’t have any friends in my major who came from the same highschool, junior as well as senior. And I find it hard to comunicate with Javanese Language. I can understand the meaning, but I can’t reply them by following their accent.

I can’t feel the impact of being unsociable in weekdays or when I’m in Bandung. But in weekends, you can see me isolating myself in my room, keeping myself to be busy with laptop, playing games, watching downloaded movies, listening to music, doing sport streaming, or looking at social media. I do it so that I can forget the idea of being lonely.

Slowly, I began to lose my confidence in talking to people. I find myself awkward in front of people and I can’t help myself. I repeatedly thinking is it right to say A or B or should I talk about C instead? Oh God I hate that moment so much.

I often envy with those who has sidekick or hangout friends and often post photos of their activities like going to the beach, hiking till the top of the mountain, or showing their foods in the famous restaurant in town. Why don’t I have such friends? Or is it because of myself who acted cold so that nobody dares to take me? Do I miss so many chances to have bestie?


There are others reasons though, but I think it’s enough to write for today. Because currently I’m in the middle of exams week and I messed up a lot in the previous week, so I’ll use this weekend to study (wow what a nice excuses I have there). But really, I want to study, believe me guys. So, see you soon! 

Selasa, 13 Oktober 2015

Tulisan yang Merupakan Sebuah Pelarian

Hi guys. Udah lama banget ya gak blogging, hmm. Yaa maap, soalnya kuliah sibuk sih. Ini aja gue nulis di tengah – tengah minggu UTS. Mumpung besok libur dan gak ada niatan buat nyicil materi, yaudah dipake nulis aja deh. Kuliahnya sibuk ya mas? Iya dek, sibuk. Semester 3 jurusan teknik itu melelahkan, ciyus. Berkutat dengan integral, turunan, persamaan diferensial, dan ah sudah lah.


Oh iya, sekarang jarang blogging juga karena saya udah punya pacar sekarang, hehe.





AH CIYUS MAS?!?!





TIDAAAAAAAKKKKKK!!





KOK ORANG KAYAK MAS BISA PUNYA PACAR SIHH!!





TIDAAAAAAAKKKKKK!!





BERARTI AKU KALAH CEPET, PADAHAL AKU SUKA SAMA MAS SEJAK MAS MASIH BERBENTUK JANIN LHO! :’) #ngarep #lebay #jayus #bolehdiabaikan




Iya, pacar. Mau liat ga kemesraan aku sama pacar? Hehehe..


Gimana gimana? Cantik kan pacar aku ^^

*btw nostalgia ya pake emot tuink tuink, kayaknya kl dulu km dikasih emot ini sama cewek, tandanya dia into you banget, lol. #childlogic

Nah, jadi kan pacar aku jumat minggu kemaren ada acara sekolah yaitu live in di Salatiga, terus kemaren dia sama sekolahnya mampir ke Jogja. Nah berhubung aku masih stuck di Jogja, jadi kemaren kita meetup deh terus makan es krim, hehe. Mau liat fotonya? Follow dong insta aku @steven_s_a! Difollow yaa mangga.. *blogging yang dimanfaatkan jadi ajang promosi dan nambah followers, ckck*

Berhubung malem ini dia lagi di bus otw Bandung, dan hapenya lagi dimatiin, jadinya kita lagi gak chat, makanya pelariannya kesini deh. Maaf ya blog, kamu jadi pelarian aku. Mungkin kamu bisa jadi cewek cadangan aku, hehehe. #kidding

Hari ini sebenernya mau cerita tentang rencana ke depan. Jadi kan saya kuliah jurusan teknik mesin nih. Dan di dalam teknik mesin ini, banyak peminatannya. Biasanya untuk tau lebih jauh belajar tentang peminatannya, kita ikutan organisasi. Kalau yang minat robotik ikutan GMRT, minat mobil listrik ikutan Arjuna, pengen lebih tau software ikutan MECC.

Kegalauan gue adalah susahnya untuk ikut jadi bagian mekanik dari organisasi tersebut, karena syarat awalnya biasanya orang tersebut harus tergabung dalam suatu organisasi lain sebut saja X. Dan gue bukanlah anggota organisasi tersebut, dan opreknya tuh cuma buat maba, selain maba gak bisa masuk lagi. Jadi too late to regret deh.

Kegalauan kedua adalah gue kurang pede dengan desain sesuatu. Entah kenapa gue gak pede karna ngerasa gak punya patokan atau literatur yang jadi acuan dari desain gue.

Untunglah ada alternatif lain, yaitu PSIT (Pusat Studi Ilmu Teknik). Jadi disini katanya kita bisa belajar tentang energi. Dan kita juga bisa ikutan proyek dosen disini. Gue tertarik beud sih, kayanya patut dicoba. Biasanya anak energi itu kerjanya di perusahaan minyak, geothermal, dll. Dan kalau gue mau ikutan, berarti gue harus mempermantap Termodinamika dan Mekanika Fluida.



Jadi segitu aja sih yang mau diceritain. Semoga aja peminatan energi cocok sama gue. Secocok gue sama si dia, hehehe. 

Kamis, 25 Juni 2015

A Letter of Request

Dear someone.

Don’t tell me stories that you think I might want to hear, just tell me all of your stories.

I’m fully aware that I can’t give you solution to your problem, but those stories won’t be a waste. Those stories will remain in my heart and memory. Why do you hesitate to tell them to me?

I know that I am not good enough to react to all of your stories, especially about gossiping. I know I do not meet your expectation for this. But will you tell me those even though I am not good enough to react as your expectation?

I am a curious guy and a quality-time guy. I enjoy myself hearing stories about others. I feel trusted, valued and satisfied whenever someone want to trust me to share their stories. For me, sharing stories is a matter of trust. For me, those stories are like diamonds that I should keep it safely in the safety box. And for me, hearing stories is the same as guarding valuable things inside safely. I feel responsible for all of those stories.

Hesitating or regretting to tell me about your stories is the same as an act of untrusting. It hurts my heart to accept the fact that one of the most dearest person in my life is hesitating to tell me all of her stories.


I would like to hear your story once more. Please give me another chance. Please trust me once more.

Selasa, 28 April 2015

Don't expect too much, they said.


Hello bro and sis! Apa kabar? Akhirnya gue punya waktu lagi untuk nulis blog. Awalnya sih mau ngetik pake bahasa Inggris. Tetapi karena bakal buang waktu banyak karena mikirin grammar (baca : mager), jadinya pake bahasa Indonesia aja deh. Seperti janji kita pada Sumpah Pemuda, SATU BAHASA, BAHASA INDONESIA!




*padahal bahasa Indonesia yang dipake sama sekali engga baku, tapi gapapa, namanya juga usaha, hehehe

Hari ini gue bakal bahas sesuatu yang kadang buat bingung, yaitu CAPTION INSTAGRAM!
Instagram, tempat para sosialita up to date dengan keberadaan dan kegiatan temennya saat – saat ini, tempat mengabadikan foto, baik selfie atau bersama, bersama rombongan atau hanya bersama pacar. Kadang menjadi menjengkelkan ketika para jomblo cek timeline instagram di malam minggu dan yang dilihat hanyalah foto pasangan yang menunjukkan (ralat : pamer) kemesraan. 

Instagram juga seringkali dipakai menjadi ajang usaha. Mungkin gak jarang pengguna instagram melihat komentar sekonyong – konyong yang berbunyi, “Sis, cek ig kita ya, ada koleksi baju – baju lucu!” atau komentar pujian berkedok seperti, “Cantik cii, coba cek ig kita!”

Sebenarnya para jomblo juga bisa dikategorikan sebagai ajang usaha, usaha untuk mencari jodoh, usaha untuk stalking kegiatan sang pujaan hati, usaha untuk terus liatin foto kecengan dan senyum – senyum sendiri. EH KOK KAMU SENYUM – SENYUM SENDIRI!? HAHAHAHAHA..

Yang paling bikin bingung dari instagram muncul dari anak – anak yang menamakan diri mereka #ootd. Maksudnya, anak – anak yang necis yang suka mengupload foto mereka berbarengan dengan pemandangan yang so tumblr dan editan vscocam. Mereka seringkali menggunakan caption yang sama sekali engga nyambung antara foto dan caption. Kenapa? Karena captionnya berupa quotes – quotes yang keren, padahal engga nyambung sama foto. Biarin, biar keliatan keren dan hits aja, namanya juga usaha #eh

Sebenarnya gak ada yang salah dari itu, yaa Cuma janggal aja sih, lol. Yang menjadi masalah adalah darimana quotes itu berasal dan apa tujuan kamu nambahin quotes tersebut?

Jujur, gue bukanlah orang penggemar quotes. Kenapa? Karena quotes diambil dari manusia, lebih tepatnya dari MANUSIA YANG GAK KAMU KENAL SAMA SEKALI PRIBADINYA. Mungkin orang seringkali menyertakan si pembuat quotes di belakangnya, padahal mereka gatau sama sekali orang itu siapa, yang penting kata – katanya keren, lol. (ini generasi apa sih? Generasi asal keliatan keren?)

Sekali lagi, gue gak menyalahkan quotes kok. Gue akui beberapa ada yang bagus. Yang menjadi masalah lagi adalah APAKAH KAMU HIDUP OLEH QUOTES TERSEBUT / TIDAK? Ingat bahwa pembuat quotes adalah manusia, pribadi yang gak abadi, pribadi yang gak sempurna, pribadi yang gak 100% benar, pribadi yang seringkali keliru. Sedih ketika melihat orang – orang lebih senang dan hidup oleh quotes daripada mendengarkan kata – kata orangtua, apalagi kata Tuhan (?)

Kenapa sih gue kok keliatannya sewot banget ya, padahal soal quotes doang. Ya mau gak mau kamu harus waspada boy. Gak semua orang benar, begitupun dengan quotes, gak semua quotes benar.
Ada salah satu quotes yang mungkin hits karena sering gue liat, tapi gue sangat prihatin liatnya. Sangat prihatin sampe buat gue jadi gereget sendiri.



 

Yep, tentang ekspektasi berlebih. Menurut gue, pembuat quotes – quotes ini dulunya adalah orang yang kuat. Iya, dulunya kuat. Tetapi ketika mereka menerima sakit hati yang terus menerus karena harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan, akhirnya mereka memutuskan untuk berhenti berharap. Berhenti dengan alasan untuk mengasihani diri sendiri. Karena menurut mereka, itu adalah keputusan yang terbaik.

Kenyataannya, ketika kamu memutuskan untuk berhenti berharap, kamu berhenti juga untuk berusaha. Dengan kata lain, kamu juga berhenti untuk memperjuangkan mimpi dan harapan yang kamu miliki sejak awal. Apakah itu yang kamu mau? Apakah kamu mau terus hidup tanpa pengharapan? Ah gapapa, yang penting gue aman, yang penting gue gak sakit hati lagi.

Stop mental tempe tersebut kawan! Menghindar dari masalah bukanlah jawabannya. Setiap manusia pasti memiliki masalah, hanya manusia yang tinggal di kotak 2x1 aja yang udah gak punya masalah dalam hidupnya (baca : orang mati). Yang benar adalah kamu terus berjuang, berjuang, dan berjuang untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah yang kamu alami. Sekali lagi, menghindar bukanlah jawaban.

Ketika kamu gak kuat lagi untuk berusaha, kamu masih punya Tuhan. Dia berjanji bahwa ada pelangi sehabis hujan. Ada masa depan yang cerah di depan sana. Yang perlu kamu lakukan adalah berserah, berusaha dan tetap menjaga iman (percaya sepenuhnya). Memang berat, gue pun mengakuinya. Rasanya lebih mudah untuk berhenti berharap daripada terus menjaga iman. Tetapi ingat terus kawan, JIKA TUHAN DI PIHAK KITA, SIAPAKAH LAWAN KITA? TIDAK ADA!

Sebagai penutup, gue kasih satu counter attack buat quotes – quotes yang tadi. Masalah memang berat, tapi jangan pernah berhenti berusaha. Jangan pernah kehilangan harapan. Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang (Amsal 23:18)

Kamis, 22 Januari 2015

Time to get serious


First of all, happy new year, fellas! I know it is already 22th of January, at least it is still in the first month of the year after all. *nice excuse, buddy*


Maybe you are wondering why it took me 22 days to write the first post in 2015. Actually, I have been thinking what should I fill this special post with. Because in my opinion, ‘first’ is important. ‘First’ includes your initial motivation for doing something. ‘First’ means before any other time. ‘First’ also talks about a fresh start.

There were many options in order to decide which topics should I bring for the post. Those were :


  •   New Years Resolution
  • Motivational Quotes
  • Sermon Summary
  • Experiences & Self-reflection


Finally, I chose the last one, hahaha. *still a nice excuse*

Before the story, I have to tell you something. Today I officially complete watching all the How I Met Your Mother seasons. It took me 6 months to finish them. It has 9 seasons with around 20 episodes on each of them. And each episodes is about 20 minutes. So I spend around 9x20x20 = 3600 minutes = 60 hours. 

But today I do not want to brag about how I finish it or the story itself. Honestly, it is not something to be proud of.

Here is the point that came first in my mind as soon as I finish watching : I will always finish what I started. I remember how I finished things whenever I got excited or curious about them, such as :


  1.  I read Naruto comics from episode 1 – 450 within a week. Then I followed each chapter and finally completed it as soon as last chapter was arrived.
  2.  I was very serious about robotics in UI back then. I spent all my energy in the robotics room, learning much about mechanical things while working in a project.
  3. I used to be a social-media-guy. I posted around 20 posts/day on twitter back in 2012. I often made stories in timeline and also shared my devotion there.
  4.  I spent days and hours on video projects. I loved photo-editing as well as video-editing in middle and high school.
  5. I was passionate about backstage services in church. Back then, I could handle sound system, lighting, and multimedia.
  6.  And also don’t forget the games that I’ve been playing. I remembered how I neglected every circumstances around me just to be focus on a game. I spent some money on some games, though.


Furthermore, after taking hours of brainstorming, 20-years-old me found something that is more important. I classify my life into 2 conditions :

Time that you know what are you gonna do in life.
&
Time that you have no idea what to do in life.

Whenever you meet the 1st condition, you feel like YES, THIS IS THE REASON WHY I LIVE! You keep spirited in everything you do because you feel so right about this. 

Meanwhile, when you meet the 2nd condition,you keep asking yourself WHAT AM I GONNA DO? I AM SO BORING RIGHT NOW! Oh, maybe I just watch TV or playing games. 

The difference between those conditions can be seen by the activities on each of them. The 1st condition is always filled with activities that build you up. Just like robotics, video and photo editing, and backstage services. But the 2nd condition is filled with activities that you think may cheer you up. Because life seems so boring and pointless at this moment.

Maybe from my last activity now you can guess where am I currently. Yes, I am on the 2nd condition. I keep searching what should I do on holiday. Gosh, I miss the time when I know what to do in life. Not so excited enough right now. The TV series, movies, musics, social media do not have a lasting effect of excitement, they’re just a bunch of free-time activities.

Honestly, I have fallen into those free-time activities to fill my holiday. My mind often says, “Oh come on! This is holiday, take a break for a while. Do some unproductive and meaningless activities would make you enjoy.”

But here on this blog, I want to make a new commitment.

No matter how boring it is in life. No matter how lost I feel. I must not forget about my responsibilities. I have to keep faithful on my own duty as a a servant of God, a son, and a student. I must do something productive everyday. I must struggle to find new constructive hobbies and interests. I never let this boredom conquer my entire life. 

Even though I do not know where life brings me to, but one thing that I know for sure. I have to use the time wisely and do the responsibilities that God has trusted me in the first place. Even though I have to do a little responsibility like cleaning up the dishes, I will do it heartily, as for the Lord and not for men!

Selasa, 30 Desember 2014

Curhat : Hope for the best



2 minggu belakangan ini mungkin menjadi minggu ter-apes buat gue. 
Pertama dikejutkan dengan ujian Matematika yang SANGAT BERBEDA JAUH DARI SOAL UAS TAHUN LALU. Ternyata hal yang sama pun terjadi dengan ujian Fisika Statika yang berlangsung kemarin. 


Hal konyol pun terjadi pagi ini sewaktu ujian Material Teknik. Ujian openbook ini ternyata tidak semudah kedengarannya. Kenapa? KARENA GUE SEMPET – SEMPETNYA SALAH NYALIN JAWABAN. Ini sih judulnya, “Closebook salah, giliran dikasih openbook eh sama aja engga becus.
 
Setelah itu tadi sore ban sempet bocor, padahal lagi nganterin temen gereja. Untung aja ban sekitar leher pompa-nya kaga robek seperti yang sudah – sudah, bersyukur gak perlu ganti ban baru. Walaupun begitu gue harus muter – muter mencari tukang tambal ban dengan kondisi menggandeng motor dan temen gerejaku bertugas megangin helm.


Lanjut, malam ini rencananya mau melepas penat dengan teman kosan, maka kita main PES bareng. Tapi waktu main pun si apes ini sepertinya gak lepas – lepas. Gue jadi kalah terus, padahal biasanya engga begini, sungguh.
Dibalik masa – masa apes yang gue alami, gue justru melihat perspektif lain sembari menulis tulisan ini. Apakah mungkin ini efek dari Natal yang dirayakan tidak bersama keluarga? Jawabannya sudah pasti bukan karena enggak masuk akal.

Tapi jujur, memang berat untuk merayakan natal tanpa keluarga. Selama 18 tahun hidup, gue selalu merayakan natal bersama keluarga. Tapi kali ini merupakan natal yang begitu spesial, sehingga gue harus bertahan di Jogja untuk menanti waktu – waktu uas yang jadwalnya bikin orang gereget. Gimana kaga gereget, masa dari 15 desember – 7 januari gue gak bisa balik ke Bandung karena jadwal ujian yang hanya diadakan setiap hari SENIN SELASA, sedangkan hari – hari sisanya kosong melompong?

Ya karena hal ini pula, gue harus rela untuk melepaskan impian untuk merayakan ulang tahun dan tahun baru 2015 bersama keluarga. Jadi curhat aja (siapa tau dikasih kado sama kalian), ulang tahun gue itu besok, tanggal 31 Desember. Sehari sebelum adik gue ulang tahun, yaitu 1 Januari. Ajib memang tanggal lahir adik gue bisa sama dengan tanggal tahun baru.

Mungkin mulai saat ini orang – orang mulai sibuk untuk membuat Resolusi 2015. Entah mengapa gue belum kepikiran. Terbesit beberapa target yang ingin gue raih. Tapi entah mengapa, rasanya gue sama sekali gak terlalu excited dengan pergantian tahun ini, it seems flat for me. Mungkin karena gue masih harus menyelesaikan beberapa ujian lagi. Suasana yang seharusnya suasana liburan ini gak begitu terasa untuk gue. Apakah selepas ujian ini gue menjadi excited dengan tahun 2015? Gue juga gak berani jamin. Semoga iya, karena kenyataannya hidup terus berjalan. Just hope for the best for me.